Untuk memulai tulisan ini membutuhkan kurun waktu beberapa tahun, dan kreteg untuk menulis dengan menjalankan sebuah website selalu muncul di bulan ramadan seperti ini. Memang benar seperti kata Mbah Yai bahwa bulan puasa adalah bulan penuh berkah, rahmat, takjil, orang-orang lalu lalang (ngabuburit), dan yang menjadi sorotan utama adalah waktu.
Waktu adalah emas, Time is Money sekarang benar adanya. Bagaimana tidak orang-orang dalam bulan suci agama islam ini menjadi sering memantau si waktu ini. Diperhatikan selalu bak seperti muda mudi di waktu pdkt. Selalu diperhatikan, dilihat, dipantengin hingga di nanti-nanti.

Semua orang ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin di bulan ramadan ini, dan harusnya untuk beribadah karena bulan ramadan datang tidak setiap hari, hanya kurun waktu 30 hari saja si ramadan akan pergi. Maka gunakanlah waktu sebaik mungki di bulan ramadan ini. Sebenarnya hanya itu yang ada dipikiran saya, dengan cara apa saya mengisi waktu 24 jam x 30 ini?
Semua tempat adalah sekolah, semua orang adalah guru.
– Ki Hajar Dewantara
Quotes itu mungkin akan selalu teringat dan kekal abadi, pesan yang di sampaikan oleh Bapak Pendidikan beberapa puluh tahun silam yang memiliki arti mendalam. Secara tersirat pesan ini berarti bahwa dimana saja kita harus tetap belajar dan harus ada tetap pembalajaran. Quotes ini sempat viral saat virus corona datang 2020 di Indonesia karena hal tersebut menjadikan nya kutipan saat siswa siswi maupun mahasiswa harus dipaksa belajar daring tidak ada kegiatan di Sekolahan.
Nah apa hubungannya dengan artikel saya ini? jadi gini kisanak, saya baru saja memulai menulis di artikel ini jadi wajar jika tulisan saya morat-marit. Semoga saja bisa konsisten untuk tetap menulis walaupun benang merahnya kadang ruwet dan tidak jluntrung jika dibaca sekali. Namun lewat tulisan ini saya hanya ingin berbagi jika Bulan Ramadhan tahun ini adalah waktu yang tepat untuk memulai hal baik seperti menulis di website ini, hitung-hitung mengisi waktu longgar di kala menunggu maghrib serta mengasah skill untuk menulis. Walaupun mungkin banyak yang isinya hanya rasan-rasan atau menggerutu saja namun kembali ke topik “Semua bisa menjadi guru, semua tempat adalah Sekolah”. Saya akan terus belajar dan mengosongkan gelas untuk menerima grojokan ilmu di kawah-kawah candradimuka dimanapun tempat baik di luar jaringan maupun di dalam jaringan.
Sekian dulu perjumpaan tulisan kali ini, mohon maaf apabila banyak typonya, tidak jelas arah dan tujuannya, morat-marit tata bahasa nya, dan masih banyak kesalahan lainnya yang mungkin saja terjadi. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk berkenalan dengan saya. Namanya juga Jurnal Tidak Ilmiah. Salam Seger Waras